Wednesday, August 3, 2011

if your soulmate is not someone who you live with

If your soulmate is not someone who you live with (mungkin tidak ya?)

Hal di atas mengingatkan saya akan temen dekat yang sudah lama tidak saya temui. Sebut saja Ren. Dulu kami sering bercerita tentang kehidupan (cinta) masing-masing, tapi karena kesibukan akhirnya kami hanya ber 'say hallo' lewat technology. Apalagi Ren sekarang salah satu top management di kantornya, jadi bisa dibayangkan waktu yang tersisa, jangankan untuk saya bahkan untuk keluarganya pun mungkin sudah tersita banyak.

Awal cerita bermula ketika Ren bercerita bertemu kembali dengan teman masa kecilnya, 'kecil' karena saat itu mereka masih duduk di bangku sekolah menengah. Dari ceritanya saya dapat simpulkan bahwa mereka saling menyukai satu sama lain, tapi tak satupun dari mereka berani mengungkapkan ketika itu. Cinta yang terpendam :)

Berlalunya waktu, mereka bertemu kembali saat reuni, dan karena masih sama-sama menyandang status single jadi tidak ada yang salah ketka mereka mencoba menjalin hubungan yang sudah lama tertunda.

Sayang, waktu juga telah banyak merubah sifat dan keegoisan masing-masing. Berdalih melanjutkan sekolah dan ingin menyusun masa depan, laki-laki yang dicintainya ini pergi tanpa kejelasan (ini cerita versi teman saya ini). Sedangkan menurut sang lelaki, karena mereka sudah sama-sama dewasa jadi dia merasa tidak perlu merinci penjelasan untuk 'kepergian'nya.

Ren yang merasa tidak ada lagi yang bisa ditunggu dari laki-laki ini, memutuskan menikah dengan seorang yang bersedia menemani dia seumur hidup (pada saat itu saya yakin, Ren jatuh cinta dengan calon suaminya). Saya bahkan masih ingat ketika Ren memberikan undangan pernikahannya dengan mata berbinar kepada saya.

It supposed to be end of the story... Tapi sayangnya tidak seperti itu....

Setelah 3 tahun pernikahannya berjalan. Reuni lagi-lagi mempertemukan Ren dengan laki-laki masa kecilnya ini. Yak! Benar! Cinta itu bersemi kembali.
Ditambah, ketika sang laki-laki berkata, betapa hancurnya hati dia ketika menerima undangan pernikahan Ren. Bahkan sampai sat ini dia memutuskan untuk tidak (dulu) menikah. Bisa dibayangkan perasaan Ren waktu itu.. campaur aduk, galau, bimbang, dan mulai ragu akan kehidupan yang dijalaninya..

Sampai Ren pernah mengucap ke saya... 'He's my soulmate'(di saat yang sama status Ren adalah ibu dan istri dari seseorang). She think that her soulmate is not the one who she lives with.
Ah.. Saya jadi ikut bingung. Saya bisa lihat jelas cinta yang terpancar dari mata mereka saat Ren mengenalkan saya dengan laki-laki ini. Dan sepertinya mereka bahagia dengan keterbatasan hubungan itu.

Kalau saya ditanya, salah siapa ini, saya tidak pernah menyalahkan Ren, bagaimanapun ini masalah hati. Hanya kali ini "taruhan"nya sangat tinggi. Dan dia juga tidak bisa kembali ke masa lalu, pada saat dia bisa mengungkapkan segalanya ketika dia masih sendiri, atau pada saat dia bisa mengubur perasaannya sebelum masuk ke hubungan 'complicated' nya ini. Yang dia lakukan sekarang hanyalah melanjutkan hidup, sampai di batas dia harus memilh nantinya.... let it flow kata dia... :)

No comments: