Friday, September 30, 2011

He hurt you so bad but you still be with him!

Kenapa? Seperti biasa itu kata pertama yang melayang di kepala saya.

Saya bertemu, berteman, bahakan bersaudara dengan wanita-wanita yang (pernah) tersakiti hatinya oleh orang yang sangat dia cintai. Kebanyakan karena pasangannya berselingkuh dan terang-terangan bicara tidak bisa (atau tidak mau) meninggalkan selingkuhannya.

Dulu, saya selalu berpikiran bahwa selingkuh itu tak termaafkan. Jadi saya agak sedikit 'amaze' dengan para wanita ini. Sampai saya mendengar beberapa alasannya.

Anak -- ini alasan paling populer. Mempertahankan hubungan dengan rasa sakit demi anak, agar kehidupan anaknya tetap 'normal'. Apapun yang terjadi di rumah tangga, asal anak bisa melihat kedua orangtua nya secara fisik ada semuanya termaafkan. Dan pertanyaan saya: yakin anak tidak akan tau? atau sampai kapan bisa menyembunyikan kebenaran dari dia?

Usia dan Status -- ternyata banyak wanita yang takut tidak akan mendapatkan pengganti karena usianya yang sudah 'matang'. Jadi dia memilih untuk menahan sakit hatinya asalkan statusnya adalah tetap bersama seseorang. Dan pertanyaan saya: bukankan jodoh ditangan Allah? Alm. bude saya mendapatkan jodoh ketika beliau berusia 45!

Materi -- susah dipercaya memang, tapi hal yang satu ini juga ternyata menjadi alasan. Bagaimana nanti kalo tidak ada yang memberikan nafkah? Atau bagaimana kalau kehidupan financial nya memburuk sedangkan tidak ada suami yang mendukung. Dan pertanyaan saya: Eh bukankah kita selalu menggembar-gemborkan emansipasi ya? RA kartini tidak hanya memperjuangan derajat wanita, tapi juga kemandirian.

Tapi itu semua kan hanya pertanyaan dari saya ya... Pilihannya ada pada para wanita, apapun pilihannya saya yakin mereka sudah tau konsekuensinya.

Ada satu alasan terlewat sepertinya: (mungkin) wanita-wanita ini berharap suatu ketika nanti pasangannya sadar dan kembali kepadanya. Dan saya berdoa, semoga sebelum ajal menjemput.

Tuesday, September 13, 2011

don't play with your heart!

Beberapa hari yang lalu saya sempatkan untuk menonton film dan saya tertarik dengan judul film yang satu ini "Friends With Benefits". Teman tapi mesra kalo kata (mantan) duo Ratu.

Dari awal sebenarnya saya sudah menebak, alur ceritanya akan sama dengan 'No Strings Attached". Dan memang benar, tidak jauh berbeda. Tapi saya tidak akan mengulas ceritanya di sini, silahkan menonton filmnya sendiri ya.

Intinya hanya satu, tidak ada hubungan yang didasarkan pada kontak fisik semata tanpa melibatkan hati, so don't play with your heart!!

Friday, September 9, 2011

judgement+money+happiness (saya kehabisan judul)

Saya tergelitik untuk menulis berita yang sedikit menghebohkan akhir-akhir ini. Ceritanya tentang pengusaha di tempat kelahiran saya yang berumur 64 tahun dan dia menikahi gadis cantik berusia 24 tahun yang mana tak lain adalah sekretarisnya (atau anak sekreatirnya ya). Labih dahsyatnya lagi (menurut berita dari bbm ke bbm) gadis itu meninggalkan kekasih yang telah dipacarinya selama 8 tahun.

Iseng-iseng saya cari tau tentang berita itu dari berbagai sumber, wow... komentarnya lumayan 'mengehentak' ya. Jika dibandingkan dengan komentar positif, ternyata negatif nya jauh lebih banyak. Kebanyakan berujung pada pemikiran sinis bahwa gadis ini gila harta!

Dan sayapun terdiam sejenak, lalu berpikir dalam hati, siapalah kita bisa melakukan judgementt seperti itu kepada dia (gadis tadi). Kita toh tidak tau whole story kenapa sampai gadis ini memilih menikahi pengusaha itu. Dan kalaupun dia memang menikahinya karena harta memangnya kenapa? Kenapa kita harus sinis ya? Atau mungkin sebagian dari kita iri dia mendapatkan mas kawin 1 kg emas dan uang sebesar 20 Milliar? hahahaha

Ada pepatah mengatakan "Money can't buy happiness" tapi jangan salah, bagi sebagaian orang kebahagian mereka mungkin memang diukur dengan uang. Saya yakin, ada yang berargumen bahwa itu hanya kebahagian semu, dan sekali lagi... siapa kita berhak menghakimi tentang kebahagiaan.

Anyway, hidup itu hanya sekali dan bagaimana kita menikmati kebahagian hidup sepenuhnya ada ditangan kita.

Kadang saya memang mengintip rumput tetangga dan benar beberapa lebih hijau. Tapi ketika saya kembali melihat rumput saya, walaupun tidak sehijau milik tetangga.... tapi ada bunganya... dan indah!

Friday, September 2, 2011

when we fall in love with 'them'

Jika sedang duduk sendiri kadang saya menikmati sebatang rokok, tapi sebenarnya saya lebih suka satu gelas wine daripada satu batang rokok, meskipun begitu saya akan lebih memilih satu cangkir kopi daripada segelas wine itu.

I love it all, but I love coffee the most.

Jadi saya akan lebih sering ditemukan di Starbuck, dari pada di dalam ruangan khusus smoking area atau di pojok Red Line.

Sama seperti jatuh cinta, dalam waktu yang bersamaan bisa jadi kita jatuh cinta dengan beberapa orang. Tapi sebenarnya jika kita rasakan lagi, ada satu yang kita cintai lebih dari yang lainnya. Karena menurut saya cinta itu memiliki levelnya masing-masing.

Yang kadang membuat kita berpikir bahwa semua cinta itu ada dilevel yang sama adalah bahwa satu dan yang lainnya saling menyempurnakan..
Maksud saya begini, ketika kita mencintai satu orang yang (tentu saja) tidak sempurna, kita mungkin juga mencintai orang lain dimana dia mempunyai sesuatu yang dapat menutupi ketidak sempurnaan itu. Dan pasti dengan mudah kita akan menyimpulkan bahwa porsi cinta untuk mereka adalah sama. Padahal tidak! Karena sadar atau tidak, ada yang hal yang telah kita terima, tapi ada juga yang sekedar menutupi. Ekstrimnya bisa disebut: Objek Pelengkap. Namanya juga pelengkap, bukan utama kan? Jadi tentu saja levelnya berbeda.

Kali ini ada satu saran, jika kita bisa menerima satu cinta dengan ketidak sempurnaannya, kita tidak akan memerlukan objek pelengkap. Dan kita menyelamatkan banyak hati, termasuk hati si objek pelengkap, bagaimanapun dia (kadang) berharap menjadi yang utama.

But, it's all your choice.... :). Good Night.