Tuesday, October 30, 2012

(surat) terima kasih untuk Tuhan

Terima kasih Tuhan....

Terima kasih atas raga yang saya miliki saat ini dan jiwa yang berdiam di dalamnya (jauh dari sempurna memang, tapi tatep bisa membuat tersenyum kalau sedang bercermin)

Terima kasih atas keluarga yang ada bersama saya selama ini (walaupun liku yang saya hadapi kadang membuat emosi, tapi saya berjanji tidak kan menyerah)

Terima kasih sudah diberikan suami yang baik (walaupun kadang-kadang susah dimengerti, eh kenapa curhat ya... hahaha)

Terima kasih belum diberikan kesempatan menjadi ibu (jujurnya sih kadang saya sedih, tapi saya percaya pasti ada rencana yang lebih bagus kan untuk saya? -- wah ini kok malah saya jadi bertanya ya hehehe..)

Terima kasih atas teman yang setia  (saya tahu saya susah sekali punya teman, apalagi yang setia, jadi terima kasiiiiiihhh sekali masih ada yang bersama saya)

Terima kasih atas pekerjaan yang menyibukkan ini (karena saya jadi menyadari mencari sesuap nasi itu susah sekali, tapi tidak masalah kan ya kalau nanti dapatnya sekarung berlian.. AMIIIIIIEEEENN)

Oh ya, takut kelupaan...

Terima kasih sudah diberikan kesempatan untuk HIDUP dan mengalami semua ini. Kalau saya diberi kesempatan untuk hidup satu kali lagi (nantinya), saya mau tetap seperti yang sekarang ya :).

Monday, October 29, 2012

ketika wanita berselingkuh

Wah, kalau bercerita tentang selingkuh tidak ada habisnya ya. Karena menurut saya, ini bahasan yang masih sangat menarik hahaha.

Cerita selingkuh kali ini, saya tidak akan bahas tentang seseorang, tapi  general saja lah.

Jika kita bicara zaman dulu, selingkuh itu akan lebih melekat ke laki-laki, karena banyak wanita yang akan berpikir seribu kali untuk melakukan nya. Tidak hanya karena masalah waktu (dibanding saat ini dulu masih banyak wanita yang hanya menjadi ibu rumah tangga), tapi karena 'hukuman' sosial yang akan di dapat jika perselingkuhannya terungkap.

Anyway, bicara dulu dan sekarang memang berbeda ya. Kalau sekarang (walaupun tak kasat mata) banyak loh wanita yang berselingkuh (maaf, ini bukan berarti saya membanggakan emansipasi perselingkuhan wanita, hanya sekedar analisa).

Sayangnya banyak yang tidak menyadari, bahwa wanita berselingkuh itu lebih 'bahaya' dari laki-laki.

Laki-laki jika berselingkuh, biasanya di dominasi oleh nafsu (sekali lagi maaf, ini hanya analisa, bukan bermaksud menghakimi). Jadi selingkuh yang mereka lakukan adalah fisik (baca: seks).

Namun jika wanita, makhluk Tuhan yang mengedepankan perasaan ini berselingkuh. Hati biasanya ikut serta. Dan bisa ditebak, jika hati yang bicara urusannya akan lebih complicated. Jatuh cinta dengan siapa... hidup dengan siapa... raga ada di mana, hati ada di seberang sana... hahaha.

Jadi, jika melihat resikonya, mungkin memang benar adanya jika 'hukuman' sosial perselingkuhan wanita itu harus lebih kejam (aduh, maaf lagi, saya tidak bermaksud membela laki-laki).

Note: tulisan ini tidak berlaku untuk wanita yang dapat berselingkuh secara fisik ya, kan katanya zaman emansipasi, mungkin kamu salah satunya.... hahahaha

Friday, October 19, 2012

i knew i loved you before i met you

I knew I loved you before I met you...

Wow.... simple, tapi dalam ya. Jika dibayangkan sepertinya tidak mungkin.
Bagaimana mungkin kita bisa tau kita akan jatuh cinta dengan orang yang kita belum pernah ketemu sebelumnya.

Saya coba merenungkan kata-kata dari lirik lagi Sevage Garden itu, tidak secara harfiah tentunya. Terlintas dalam pikiran saya, mungkin memang benar-benar belum pernah bertemu, tapi bisa saja mereka sudah pernah berkomunikasi sebelumnya kan.

Dulu, saya masih ingat ketika musim "sahabat pena", kita hanya mengenal sahabat ini dari tulisan suratnya. Ada yang bertahun-tahun baru bertemu atau bahkan tidak pernah bertemu sama sekali. Dari goresan pena itu, saya yakin pasti ada yang membuat jatuh hati orang di luar sana, walaupun belum pernah bertemu fisik.

Masuk akal kan?

Kalau: You broke my heart before I met you... kira-kira bagaimana ya imajinasinya? :D

Have a great lunch!

Thursday, October 18, 2012

in-con-sis-tent (tidak serumit judulnya loh...)

Kata orang tua zaman dulu (yang belum terbukti kebenarannya), kalau jadi orang itu harus konsisten, jangan mencla mencle, nanti dianggap tidak punya pendirian.

Hmm... tidak salah sih, tapi bukan berarti saya setuju sepenuhnya dengan anggapan tersebut. Buat saya tidak ada yang salah dengan inkonsistensi.
Karena menurut saya, hampir semua dalam kehidupan ini inkonsisten. Coba kita pikirkan, tidak ada satu hari pun yang sama dengan hari sebelumnya kan?

Jadi kalau dalam suatu kehidupan kita berubah pandangan hidup, tidak ada salahnya juga. Misalnya, dulu tidak senang berpolitik, tiba-tiba sekarang memutusakan untuk masuk dunia politik. Mungkin karena niat mulia untuk memperbaiki sistem yang ada. Inkonsisten jadinya, tapi untuk suatu niat (yang seharusnya) baik.  Note: (ini saya bicara politik bukan karena terbawa suasana Jokowi jadi Gubernur ya hehehe...)

Saya punya teman yang dulu berprofesi sebagai accountant , setelah sekian tahun ditekuni, tiba-tiba terpikir untuk banting stir menjadi marketing, dan memang harus mulai dari bawah lagi. Sekarang yang saya tahu dia Marketing Director di salah satu perusahaan ternama. Inkonsisten yang berakhir bagus bukan?

Masih berangapan bahwa inkonsisten selalu tidak baik?

Eh, wait.... kalau inkonsisten masalah cinta bagaimana ya? Boleh 'berubah' hati ga ya? Hahaha....